8.000 Prajurit Korut Siap Tempur di Kursk, Siapkan Dukungan untuk Putin di Ukraina!

Co.id Selamat beraktivitas dan semoga sukses selalu. Sekarang saya ingin berbagi pandangan tentang internasional yang menarik. Pandangan Seputar internasional 8000 Prajurit Korut Siap Tempur di Kursk Siapkan Dukungan untuk Putin di Ukraina Yuk

Dalam pertemuan yang berlangsung di Dewan Keamanan PBB pada tanggal 31 Oktober 2024, Amerika Serikat (AS) mengangkat isu mengenai keterlibatan China dalam industri pertahanan Rusia. AS menduga bahwa China memainkan peran besar dalam memberikan dukungan yang signifikan kepada Rusia, yang telah menjadi perhatian global sejak invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022.

China, di sisi lain, dengan tegas membantah tuduhan tersebut. Mereka menyatakan bahwa Amerika Serikat sedang membangun narasi yang tidak berdasar dan menerapkan sanksi terhadap perusahaan-perusahaan China yang dianggap terlibat. Menurut perwakilan China, indikasi dukungan mereka justru memperpanjang ketegangan yang telah ada dan tidak mencerminkan kenyataan yang sebenarnya.

Dalam sidang ini, perwakilan AS, Wood, juga mempertanyakan klaim Rusia mengenai ketidakhadiran tentara Korea Utara dalam situasi ini. Meskipun Rusia telah menyangkal keberadaan pasukan Korut, hingga saat ini, mereka belum memberikan penjelasan lebih lanjut atau konfirmasi mengenai isu tersebut.

Korea Utara sendiri, setelah awalnya membantah, kini malah membela kehadiran pasukannya sebagai tindakan yang sesuai dengan hukum internasional. Negara-negara seperti Inggris, Korea Selatan, serta Ukraina, juga menyuarakan tuduhan terhadap Rusia terkait pelanggaran resolusi PBB serta Piagam PBB terkait pengerahan pasukan Korea Utara, yang sebelumnya telah dikenakan sanksi karena usaha pengembangan senjata nuklir.

Sebagai balasan terhadap semua tuduhan ini, Geng Shuang, Wakil Duta Besar China untuk PBB, menegaskan bahwa negara mereka tidak pernah menyediakan senjata kepada pihak mana pun dalam konflik di Ukraina. Dengan situasi yang semakin rumit, ketegangan antar negara pun semakin meningkat, menciptakan tantangan diplomatik yang signifikan.