• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

China Dalam Keterpurukan: Apa Saja Tanda-Tanda Krisis Terbaru?

img

Co.id Selamat beraktivitas semoga hasilnya memuaskan. Dalam Opini Ini saya ingin membahas berbagai perspektif tentang internasional. Review Artikel Mengenai internasional China Dalam Keterpurukan Apa Saja TandaTanda Krisis Terbaru Jangan kelewatan simak artikel ini hingga tuntas.

Pada Jumat sebelumnya, badan legislatif tertinggi China meloloskan sebuah paket bantuan senilai 10 triliun yuan (setara dengan Rp 21.798 triliun) yang bertujuan untuk meringankan beban utang pemerintah daerah. Menurut Zhou Maohua, seorang analis dan peneliti ekonomi makro di China Everbright Bank, langkah ini diharapkan dapat memperbaiki momentum dalam konsumsi dan investasi. Namun, ia menegaskan bahwa pemulihan dalam pasar perumahan, konsumsi rumah tangga, serta keseimbangan antara penawaran dan permintaan mungkin memerlukan waktu yang cukup panjang.

Berdasarkan data dari Biro Statistik Nasional China, inflasi tercatat naik sebesar 0,3% dibandingkan tahun sebelumnya pada bulan lalu. Bruce Pang, Kepala Ekonom JLL, menyebutkan bahwa akibat dari liburan Golden Week di bulan Oktober, dampak dari kebijakan stimulus yang diterapkan sejak akhir September belum terlihat dampaknya secara signifikan. Ia memprediksi bahwa Indeks Harga Konsumen (IHK) akan terus menunjukkan kecenderungan meningkat, walaupun inflasi inti diperkirakan tetap rendah.

Pemberian stimulus lebih lanjut diharapkan dapat membantu mendukung ekonomi yang tengah mengalami perlambatan. Pada akhir September, People's Bank of China meluncurkan paket dukungan moneter yang paling agresif sejak pandemi COVID-19 dengan harapan untuk menghidupkan kembali pertumbuhan ekonomi. Menteri Keuangan, Lan Foan, menyatakan bahwa lebih banyak stimulus akan segera diterapkan, termasuk kebijakan pajak untuk mendukung pasar perumahan serta percepatan rekapitalisasi bank.

Beberapa analis juga mengungkapkan bahwa Beijing mungkin memilih untuk menahan langkah-langkah ekonomi tambahan hingga Donald Trump kembali menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat pada bulan Januari mendatang. Kemenangan Trump diperkirakan dapat membawa tantangan baru bagi China melalui kebijakan tarifnya yang tinggi, yang diprediksi akan berlanjut, berpotensi memberikan bea masuk mencapai 60% pada produk-produk impor dari China ke AS.

Prediksi mengenai inflasi konsumen utama di China mencatat angka yang cukup rendah, diperkirakan akan berada di kisaran 0,8% tahun depan. Hal ini menunjukkan kondisi yang memerlukan perhatian serius bagi pembuat kebijakan dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global.

Terima kasih telah menyimak china dalam keterpurukan apa saja tandatanda krisis terbaru dalam internasional ini sampai akhir Selamat menggali informasi lebih lanjut tentang tema ini tetap fokus pada impian dan jaga kesehatan jantung. Bagikan kepada teman-teman yang membutuhkan. Sampai jumpa lagi

© Copyright 2024 - TV7 News Informasi Berita Terupdate dan Terbaru Indonesia
Added Successfully

Type above and press Enter to search.

Close Ads