• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

Gaza Runtuh, Namun Harta Karun Tersembunyi Masih Ada di Sini!

img

Co.id Semoga kamu tetap berbahagia ya, Dalam Waktu Ini saatnya membahas gaya hidup yang banyak dibicarakan. Tulisan Yang Mengangkat gaya hidup Gaza Runtuh Namun Harta Karun Tersembunyi Masih Ada di Sini Tetap fokus dan simak hingga kalimat terakhir.

    Table of Contents

Peristiwa penting terjadi ketika Hamas mengambil alih Jalur Gaza, yang mengakibatkan ketegangan geopolitik antara Palestina dan Israel. Dalam situasi ini, warisan budaya Palestina mengalami kehancuran yang belum pernah terjadi sebelumnya. Hal ini membuat nilai artefak budaya dari Gaza, yang kini disimpan di Jenewa, menjadi lebih penting daripada sebelumnya.

Artefak-artefak tersebut mencerminkan berbagai aspek kehidupan masyarakat Gaza, mulai dari kehidupan sehari-hari, kondisi sosial, hingga praktik keagamaan, yang berasal dari Zaman Perunggu hingga era Ottoman. Artefak ini tiba di Jenewa pada tahun 2006 untuk pameran bertajuk 'Gaza di Persimpangan Peradaban', yang dibuka oleh Presiden Palestina, Mahmud Abbas. Benda-benda ini selanjutnya menjadi simbol sejarah bagi penduduk Gaza yang terdampar di tengah kehancuran.

Menurut kurator pameran, Beatrice Blanding, artefak tersebut merupakan bagian integral dari jiwa kawasan yang dihuni. Setelah perjanjian kerja sama yang ditandatangani antara Otoritas Palestina dan Jenewa pada bulan September lalu, kota Swiss itu berkomitmen untuk merawat artefak-artefak ini seiring berjalannya waktu sebagai warisan yang sangat berharga.

Direktur Museum Seni dan Sejarah (MAH), Marc-Olivier Wahler, menyampaikan keprihatinannya terkait konflik yang sering kali menargetkan warisan budaya, berupaya untuk menghapus jejak sejarah masyarakat tempat artefak tersebut berasal. Menurut laporan AFP, pameran berjudul 'Warisan dalam Bahaya' menampilkan berbagai artefak arkeologis, termasuk amphora, patung kecil, dan lampu minyak. Pameran tersebut juga memberikan penghormatan kepada 70 tahun Konvensi Den Haag 1954 yang bertujuan untuk melindungi budaya dalam konteks konflik bersenjata.

Wahler menekankan bahwa penghancuran warisan budaya adalah kejahatan serius mengingat dampaknya terhadap identitas kolektif suatu masyarakat. Dalam konteks ini, artefak-artefak tersebut seharusnya dilihat sebagai landasan untuk pendirian museum arkeologi di Gaza, membahas tanggung jawab institusi untuk melindungi warisan ini dari kerusakan dan penjarahan.

UNESCO mencatat kerusakan di 69 situs di Palestina, termasuk tempat ibadah, bangunan dengan nilai sejarah, serta situs arkeologi, yang sangat memperparah kerugian yang dialami selama konflik buruk ini. Beberapa artefak adalah milik Otoritas Palestina, sementara yang lainnya dimiliki oleh pengusaha Palestina, Jawdat Khoudary, yang menyerahkan kepemilikannya kepada Otoritas pada tahun 2018.

Sayangnya, artefak-artefak yang tidak dapat dipulangkan ke Gaza tetap terjebak di Jenewa selama 17 tahun terakhir. Ini terjadi karena persyaratan untuk pengembalian yang aman belum pernah dipenuhi. Kini, artefak tersebut menjadi penting untuk dilindungi mengingat koleksi Khoudary di Gaza telah hancur total sejak 7 Oktober 2023, akibat konflik yang berkepanjangan.

Aksesori budaya yang berharga ini sekali lagi mengingatkan publik akan pentingnya mempertahankan warisan budaya, agar tidak hilang dalam pusaran konflik. Anggota Dewan Kota Jenewa, Alfonso Gomez, menekankan bahwa pengrusakan warisan budaya adalah kesalahan besar yang harus diperbaiki, merujuk pada insiden serupa di Irak yang dikuasai ISIS pada tahun 2014. Selama konflik terkini, lokasi-lokasi budaya di Palestina telah menanggung dampak yang cukup parah.

Demikianlah gaza runtuh namun harta karun tersembunyi masih ada di sini telah saya uraikan secara lengkap dalam gaya hidup Mudah-mudahan tulisan ini membuka cakrawala berpikir Anda selalu berinovasi dalam pembelajaran dan jaga kesehatan kognitif. Silakan share ke orang-orang di sekitarmu. jangan lewatkan artikel lainnya. Terima kasih.

© Copyright 2024 - TV7 News Informasi Berita Terupdate dan Terbaru Indonesia
Added Successfully

Type above and press Enter to search.

Close Ads