Gelombang Kekhawatiran: Kembalinya Trump, Ancaman 'Malapetaka' bagi Asia dan Pengaruhnya terhadap Indonesia

Co.id Hai semoga kamu selalu dikelilingi orang-orang baik. Pada Saat Ini saya ingin menjelaskan bagaimana internasional berpengaruh. Insight Tentang internasional Gelombang Kekhawatiran Kembalinya Trump Ancaman Malapetaka bagi Asia dan Pengaruhnya terhadap Indonesia lanjut sampai selesai.
Table of Contents
Perdagangan antara Amerika Serikat dan China mengalami penurunan sejak diberlakukannya tarif pada era pemerintahan Trump. Namun, volume perdagangan tersebut dialihkan ke negara-negara ketiga seperti Vietnam, Meksiko, Taiwan, serta Indonesia. Meskipun defisit perdagangan bilateral antara AS dan China menunjukkan penurunan, defisit dengan negara-negara Asia lainnya justru meningkat secara signifikan, terutama dengan Korea Selatan, Taiwan, dan terutama Vietnam, yang mengalami keuntungan besar dari peralihan perdagangan ini.
Pada tahun 2023, surplus perdagangan Korea Selatan dengan AS mencapai US$44,4 miliar, menjadikannya surplus terbesar di antara negara mana pun. Ekspor mobil menyumbang hampir 30% dari total pengiriman Korea Selatan ke AS. Kebijakan perdagangan tampaknya tetap menjadi fokus utama bagi Trump, terutama jika ia terpilih kembali.
Berdasarkan data, defisit perdagangan AS dengan China menyusut menjadi US$279,11 miliar pada tahun 2023 dibandingkan dengan US$346,83 miliar pada tahun 2016. Di sisi lain, Vietnam meraih surplus perdagangan yang signifikan dengan AS dalam periode Januari hingga September. Para ahli memprediksi bahwa negara-negara mitra dagang Asia ini mungkin akan melakukan upaya untuk menurunkan surplus mereka, salah satunya dengan mengalihkan impor ke AS jika memungkinkan.
Andrew Tilton, kepala ekonom Asia-Pasifik di Goldman Sachs, mengungkapkan kekhawatirannya bahwa peningkatan defisit bilateral dapat memicu tarif baru oleh AS terhadap ekonomi Asia lainnya. Tarif tersebut akan menambah beban biaya bagi perusahaan yang berusaha untuk mengimpor produknya ke Amerika. Selama kampanye, Trump telah mengindikasikan kemauan untuk menaikkan tarif impor, baik untuk barang dari China maupun negara lainnya.
Ekspor Taiwan ke AS pada kuartal pertama tahun 2024 melesat mencapai angka rekor sebesar US$24,6 miliar, mencatatkan peningkatan 57,9% dibandingkan tahun sebelumnya. Ini mencerminkan pertumbuhan signifikan dalam sektor teknologi informasi dan produk audiovisual, meskipun kemenangan Trump dalam pemilihan umum meningkatkan potensi tarif lebih tinggi untuk semua negara Asia, termasuk Taiwan.
Sebagai catatan, tarif impor adalah pajak yang dikenakan terhadap barang-barang yang diimpor dan tidak dibayarkan oleh negara pengirim. ANALISIS terbaru dari Goldman Sachs mengungkapkan bahwa tarif yang diusulkan Trump dapat berdampak lebih besar pada ekonomi negara-negara Asia yang memiliki keterbukaan lebih tinggi, dengan Taiwan menjadi yang paling rentan dibandingkan Korea Selatan dan Singapura.
Menurut estimasi Oxford Economics, kawasan Asia non-China berpotensi mengalami penurunan ekspor dan impor masing-masing sebesar 8% dan 3% berdasarkan rencana Trump yang dianggap paling konservatif. Analis di London School of Economics memproyeksikan bahwa tarif yang dikenakan oleh Trump dapat mengurangi PDB China hingga 0,68%, yang juga berdampak pada kerugian PDB bagi India dan Indonesia masing-masing sebesar 0,03% dan 0,06%.
Demikian uraian lengkap mengenai gelombang kekhawatiran kembalinya trump ancaman malapetaka bagi asia dan pengaruhnya terhadap indonesia dalam internasional yang saya sajikan Silakan bagikan informasi ini jika dirasa bermanfaat pantang menyerah dan utamakan kesehatan. Bagikan kepada orang-orang terdekatmu. Terima kasih telah membaca
✦ Tanya AI