• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

2025: Penjualan Rumah Terancam Lesu, Banyak Pembeli Mundur!

img

Co.id Selamat beraktivitas semoga hasilnya memuaskan. Pada Detik Ini aku ingin membagikan pengetahuan seputar internasional. Insight Tentang internasional 2025 Penjualan Rumah Terancam Lesu Banyak Pembeli Mundur Marilah telusuri informasinya sampai bagian penutup kata.

    Table of Contents

Jakarta, CNBC Indonesia - Para pengembang properti melaporkan bahwa banyak masyarakat yang memilih untuk membatalkan pembayaran uang muka (down payment/DP) atau tanda jadi untuk rumah. Hal ini disebabkan oleh adanya program pemerintah yang menjanjikan 3 juta rumah yang dipandang sebagai program gratis. Situasi ini menciptakan harapan di kalangan masyarakat akan mendapatkan rumah tanpa biaya, ungkap Ketua Umum DPP Realestat Indonesia (REI) Joko Suranto.

Ia menekankan, kebijakan tersebut justru membuat masyarakat menunda pembelian unit properti yang mereka inginkan. Akibatnya, pengembang harus menghadapi konsekuensi dari berkurangnya penjualan. Ketersediaan dana untuk pembangunan rumah dan biaya bahan bangunan pun dapat terpengaruh, namun dampaknya bisa bervariasi tergantung pada jenis pengembang yang terlibat.

Dampak negatif dari pembatalan DP ini tidak merata; beberapa pengembang masih dapat beroperasi dengan baik, namun banyak yang merasakan 'pil pahit' akibat dari keputusan konsumen untuk membatalkan pembelian. Jika pemerintah menerapkan peningkatan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12% tanpa adanya insentif PPN DTP yang berlaku hingga Desember 2024, penjualan rumah diperkirakan akan semakin tertekan.

Menurut Martin Samuel Hutapea, Associate Director Leads Property, fokus pengembang dalam sektor rumah menengah bawah dan subsidi menjadi faktor yang cukup signifikan. Pajak PPN yang ditanggung pemerintah sangat diperlukan untuk menjaga agar penjualan tetap stabil,” ujarnya. Saat ini, penyerapan pasar properti sudah mengalami penurunan dibanding tahun lalu, disebabkan oleh psikologis masyarakat yang salah kaprah terhadap program rumah gratis ini.

Martin juga menjelaskan bahwa saat ini harga rumah sudah meningkat, dengan rata-rata mencapai kisaran Rp 2 miliar. Di tahun 2021-2022, penjualan berlangsung cepat karena harga masih ada di level sekitar Rp 1 miliar, ujarnya. Namun, kenaikan harga ini menjadi faktor yang melambatkan pasar, meskipun beberapa unit masih ada di harga yang lebih tinggi.

Pengembang mengaku kebingungan dengan konsep rumah gratis ini, karena banyak calon konsumen yang membatalkan booking mereka setelah mendengar informasi tersebut. Pada kenyataannya, uang yang digunakan untuk DP adalah langkah awal menuju kepemilikan rumah. Jika situasi ini terus meluas, maka sektor properti akan menghadapi tantangan yang lebih besar dalam masa mendatang.

Begitulah uraian lengkap 2025 penjualan rumah terancam lesu banyak pembeli mundur yang telah saya sampaikan melalui internasional Saya berharap Anda terinspirasi oleh artikel ini Jaga semangat dan kesehatan selalu. Ayo ajak orang lain untuk membaca postingan ini. Terima kasih

© Copyright 2024 - TV7 News Informasi Berita Terupdate dan Terbaru Indonesia
Added Successfully

Type above and press Enter to search.

Close Ads