• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

Tanpa Arahan, Mereka Membangun Kreativitas!

img

Co.id Assalamualaikum semoga kalian dalam perlindungan tuhan yang esa. Dalam Konten Ini aku ingin mengupas sisi unik dari hukum. Ulasan Mendetail Mengenai hukum Tanpa Arahan Mereka Membangun Kreativitas Simak artikel ini sampai habis

    Table of Contents

Setelah menyelesaikan pendidikan dasar, ia melanjutkan ke Akademi Polisi dan bergabung dengan bagian Purel di Jawatan Kepolisian Negara. Latar belakang pendidikan dan pengalaman militer yang dimilikinya semakin menguatkan karirnya dalam kepolisian. Jakarta (ANTARA) - Jenderal Hoegeng Imam Santoso, yang merupakan Kapolri ke-5, memegang tanggung jawab tersebut pada periode 1968-1971. Sosoknya dikenal karena integritas yang sangat tinggi dan komitmen untuk memberantas korupsi serta gratifikasi di lingkungan kepolisian.

Salah satu hal yang paling diingat dari kepemimpinannya adalah prinsip hidup sederhana dan ketegasannya dalam menolak gratifikasi, meskipun menjabat sebagai pejabat tinggi. Sikapnya yang menolak segala bentuk gratifikasi ini menjadikannya sosok yang dihormati di dalam dan luar kepolisian. Meskipun sudah tidak berkiprah di jabatan kepolisian, Hoegeng tetap menunjukkan komitmennya dengan menjalankan tugas serta tanggung jawabnya dengan penuh pengabdian.

Pada tahun 1960, Hoegeng diangkat sebagai Staf Direktorat II di Mabes Polri dan dipercaya sebagai Kepala Jawatan Imigrasi pada tahun yang sama. Sejak kecil, ia menempuh pendidikan di HIS dan kemudian melanjutkan ke MULO pada tahun 1934. Pendidikan militer dan kepolisian Hoegeng dimulai pada masa pendudukan Jepang, yang membentuk karakternya hingga dewasa.

Dalam sebuah momen bersejarah di mana Monumen Hoegeng diresmikan, banyak warga yang berfoto di latar belakang monumen tersebut, sebagai penghormatan terhadap dedikasinya. Ia terkenal tidak hanya karena ketegasan dalam menjalankan tugas, tetapi juga karena keberaniannya melawan korupsi dan penyuapan yang sering terjadi di institusi yang diharapkan menjaga keamanan dan keadilan, seperti yang disampaikan oleh Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid, yang menyebutkan bahwa “Hanya ada tiga polisi yang tidak bisa disuap”.

Hoegeng Imam Santoso lahir pada 14 Oktober 1921 di Pekalongan dengan nama asli Iman Santoso, sebagai putra dari Soekarjo Kario Hatmodjo, seorang jaksa, dan Oemi Kalsoem. Di tahun 1940, ia melanjutkan studi hukum di Rechts Hoge School Batavia, sekaligus mengikuti pendidikan Brimob, yang selanjutnya membentuknya menjadi sosok yang patut dicontoh.

Terima kasih telah menyimak pembahasan tanpa arahan mereka membangun kreativitas dalam hukum ini hingga akhir Silakan jelajahi sumber lain untuk memperdalam pemahaman Anda selalu berpikir ke depan dan jaga kesehatan finansial. Jika kamu setuju jangan lupa cek artikel lain di bawah ini.

© Copyright 2024 - TV7 News Informasi Berita Terupdate dan Terbaru Indonesia
Added Successfully

Type above and press Enter to search.

Close Ads