• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

Bos Properti Kejutkan Publik dengan Isu PHK Massal: Ada Agenda Tersembunyi?

img

Co.id Semoga hidupmu dipenuhi cinta dan kasih. Kini saya akan mengulas cerita sukses terkait internasional., Catatan Mengenai internasional Bos Properti Kejutkan Publik dengan Isu PHK Massal Ada Agenda Tersembunyi Baca artikel ini sampai habis untuk pemahaman yang optimal.

    Table of Contents

Dalam Konferensi Pers yang diadakan di Hotel Four Seasons, Jakarta, pada hari Minggu tanggal 3 November 2024, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memaparkan rencana pemerintah untuk memperpanjang berbagai insentif yang ada di bidang perekonomian pada tahun 2025 mendatang.

Di tengah situasi ini, kalangan pengusaha properti mengungkapkan ketidakpastian terkait kelanjutan pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah (PPN DTP). Rencana pemerintah untuk menaikkan pajak ini sebesar 1% menjadi 12% pada tahun 2025 berpotensi memberikan dampak yang signifikan pada beragam sektor, khususnya sektor properti.

Menurut Ketua Umum Real Estate Indonesia (REI), Joko Suranto, jika PPN DTP tidak diteruskan, hal ini akan mempengaruhi penjualan dan daya beli konsumen. Pertumbuhan sektor industri akan terhenti dan bisa merugikan pemerintah jika sektor ini tidak dapat berkontribusi, ujarnya.

Lebih lanjut, Joko menyoroti bahwa dengan kenaikan PPN dan ketidakterusan PPN DTP, geliat penjualan di sektor properti akan tertekan. Industri akan menjadi lesu dan berpotensi menyebabkan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) jika pasar tidak dapat terserap, tambahnya.

Apabila tahun depan PPN benar-benar dinaikkan dan insentif yang ada tidak diteruskan, bukan tidak mungkin harga properti akan meroket, sehingga berdampak negatif bagi daya beli masyarakat.

Terima kasih telah mengikuti penjelasan bos properti kejutkan publik dengan isu phk massal ada agenda tersembunyi dalam internasional ini hingga selesai Semoga informasi ini dapat Anda bagikan kepada orang lain selalu bersyukur atas pencapaian dan jaga kesehatan paru-paru. Jika kamu setuju terima kasih banyak.

© Copyright 2024 - TV7 News Informasi Berita Terupdate dan Terbaru Indonesia
Added Successfully

Type above and press Enter to search.

Close Ads