China Siapkan Gelontoran Stimulus Jumbo Rp21.900 Triliun untuk Atasi Ekonomi Lesu!

Co.id Assalamualaikum semoga kita selalu dalam kebaikan. Di Artikel Ini mari kita ulas internasional yang sedang populer saat ini. Ringkasan Artikel Mengenai internasional China Siapkan Gelontoran Stimulus Jumbo Rp21900 Triliun untuk Atasi Ekonomi Lesu Mari kita bahas tuntas hingga bagian penutup tulisan.

Langkah-langkah yang diambil untuk mengatasi utang tersembunyi pemerintah daerah di China saat ini merupakan cerminan nyata dari perubahan arah kebijakan ekonomi yang dicanangkan oleh pemerintah pusat. Menurut Chang, total utang yang kini ada telah melampaui ekspektasi pasar hingga batas tertentu.

Bank Sentral China telah mengurangi beberapa suku bunga, tetapi kebijakan fiskal yang ditetapkan oleh Kementerian Keuangan memerlukan lonjakan besar dalam utang dan pengeluaran pemerintah, yang harus disetujui oleh parlemen. Pembacaan resmi harian dari pertemuan parlemen baru-baru ini mengungkapkan bahwa para pejabat sedang mengkaji proposal untuk menaikkan batas utang pemerintah daerah.

Kebijakan ini bertujuan untuk membantu pemerintah daerah dalam mengurangi apa yang disebut sebagai 'utang tersembunyi'. Haizhong Chang, direktur eksekutif di Fitch Bohua, menegaskan bahwa stimulus ini mencerminkan langkah nyata untuk menyelesaikan masalah utang yang mengganggu pemerintah daerah, sekaligus mengindikasikan adanya dukungan ekonomi lebih lanjut yang diharapkan akan hadir tahun depan.

Menurut Huang Xuefeng, seorang direktur penelitian di Shanghai Anfang Private Fund Co, dana yang digunakan akan menggantikan utang tersembunyi, tanpa menciptakan lapangan kerja baru. Oleh karena itu, dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi mungkin tidak langsung terasa. Analis juga memprediksi adanya peningkatan dukungan fiskal setelah Donald Trump terpilih sebagai Presiden AS.

Menteri Keuangan, Lan Fo'an, menyatakan rencana untuk 'secara aktif menggunakan' ruang defisit yang ada, yang berpotensi diperluas di tahun mendatang. Sejak akhir September, China telah meningkatkan pengumuman stimulus, yang berkontribusi pada reli di pasar saham. Pada pertemuan serupa di bulan Oktober, otoritas setempat menyetujui peningkatan defisit China menjadi 3,8%, naik dari 3% sebelumnya.

Meski demikian, beberapa pihak tetap skeptis, mengingat Beijing mungkin akan tetap bertindak hati-hati dan tidak memberikan dukungan langsung kepada konsumen. Menurut para analis, skala penyelesaian utang kali ini jauh lebih besar dibandingkan beberapa tahun sebelumnya.

Pada tanggal 26 September, Presiden Xi Jinping memimpin pertemuan yang menyerukan penguatan dukungan fiskal dan moneter serta upaya menghentikan penurunan di pasar real estat. Di Jakarta, pada 8 November 2024, China mengumumkan paket stimulus bernilai 10 triliun yuan atau setara Rp 21.900 triliun.

Program ini mulai diimplementasikan tahun ini dan diperkirakan akan berlangsung hingga akhir 2026, dengan nilai sekitar 2 triliun yuan per tahun. Meski begitu, sebagian investor meragukan efektivitas dari stimulus besar ini, menganggapnya seperti skema 'lubang tutup lubang'. Menurut Larry Hu, kepala ekonom Tiongkok dari Macquarie, tidak ada peningkatan stimulus yang diharapkan untuk tahun ini, karena perlu adanya pemahaman lebih lanjut mengenai kebijakan perdagangan baru AS.