• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

Ekonomi Rusia Terancam Tsunami Kebangkrutan: Apa yang Sedang Terjadi?

img

Co.id Halo bagaimana kabar kalian semua? Pada Kesempatan Ini mari kita diskusikan internasional yang sedang hangat. Tulisan Ini Menjelaskan internasional Ekonomi Rusia Terancam Tsunami Kebangkrutan Apa yang Sedang Terjadi Dapatkan informasi lengkap dengan membaca sampai akhir.

Perusahaan-perusahaan di Rusia telah beralih untuk membeli anak perusahaan lokal dari perusahaan-perusahaan Barat yang telah menarik diri dari pasar Rusia. Hal ini terjadi bersamaan dengan meningkatnya investasi dalam skema substitusi impor. Sergey Chemezov, kepala dari konglomerat milik negara Rostec, memberikan peringatan bahwa perusahaan-perusahaan di sektor pertahanan berpotensi mengalami kebangkrutan secara massal jika suku bunga tetap tinggi.

Para ahli ekonomi telah mengingatkan bahwa banyak perusahaan Rusia saat ini berjuang dengan beban utang yang dapat melumpuhkan mereka. Jumlah perusahaan yang kesulitan memenuhi kewajiban pembayaran utang mereka semakin meningkat, sehingga risiko terjadinya gagal bayar menjadi nyata. Oleg Kuzmin, ekonom dari Renaissance Capital, juga menekankan bahwa perusahaan-perusahaan yang memiliki utang tinggi sangat terancam, karena mereka biasanya bergantung pada pinjaman baru untuk membayar pinjaman yang sudah ada.

Data menunjukkan bahwa kebangkrutan perusahaan meningkat lebih dari 20% dalam sembilan bulan pertama tahun 2024 dibandingkan tahun sebelumnya. Beberapa perusahaan besar telah mencoba memanfaatkan suku bunga rendah untuk mengambil alih bisnis yang ditinggalkan oleh perusahaan Barat akibat sanksi yang dijatuhkan.

Pimpinan perusahaan kini lebih cenderung mengambil pinjaman dengan suku bunga mengambang, yang berhubungan langsung dengan suku bunga acuan dari Bank Sentral. Persatuan Industrialis dan Pengusaha Rusia melaporkan peningkatan signifikan dalam keluhan terkait keterlambatan pembayaran antara mitra bisnis. Dalam situasi ini, mereka berharap suku bunga dapat tetap stabil di sekitar 7%, namun kenyataannya menjadi tantangan.

Hasil kerja yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan saat ini hanya dapat menutupi 40% dari biaya produksi dengan pembayaran pesanan di muka, sementara sisanya, sebesar 60%, harus dipenuhi melalui pinjaman bank. Melihat kondisi ini, terutama di sektor pertahanan yang sangat vital, risiko gagal bayar pinjaman menjadi semakin nyata.

Chemezov menegaskan, “Jika kita tetap beroperasi dalam keadaan seperti ini, sebagian besar bisnis kita akan mengalami kebangkrutan.” Situasi ini berakar dari ekspektasi akan penurunan suku bunga dan pengurangan beban utang yang diharapkan. Sebelumnya, porsi pinjaman jenis ini tidak lebih dari 20% dari total pinjaman, namun pada pertengahan tahun 2023, angkanya melonjak menjadi 44%.

Baru-baru ini, Bank Sentral menaikkan suku bunga acuannya ke level tertinggi dalam sejarah, yaitu sebesar 21%, dengan tujuan mengendalikan inflasi yang terus melonjak. Namun, tingginya suku bunga ini menjadikan opsi untuk mendapatkan pinjaman menjadi sulit dicapai. Angka pemilik bisnis yang menghadapi masalah ini melonjak dari 22% menjadi 37%, menunjukkan tekanan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Sekian penjelasan tentang ekonomi rusia terancam tsunami kebangkrutan apa yang sedang terjadi yang saya sampaikan melalui internasional Jangan lupa untuk mengaplikasikan ilmu yang didapat selalu berinovasi dan jaga keseimbangan hidup. Silakan share ke orang-orang di sekitarmu. Sampai jumpa lagi

© Copyright 2024 - TV7 News Informasi Berita Terupdate dan Terbaru Indonesia
Added Successfully

Type above and press Enter to search.

Close Ads