Gemuruh Lewotobi Mengguncang Labuan Bajo: Turis Mundur Teratur!

Co.id Bismillah semoga semua urusan lancar. Pada Edisi Ini saya akan membahas manfaat ekonomi yang tidak boleh dilewatkan. Tulisan Tentang ekonomi Gemuruh Lewotobi Mengguncang Labuan Bajo Turis Mundur Teratur Baca tuntas untuk mendapatkan gambaran sepenuhnya.

Hilangnya pendapatan yang dialami oleh hotel-hotel bintang empat di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, sangat signifikan akibat penutupan Bandara Internasional Komodo. Data terakhir hingga Rabu, 13 November 2024, menunjukkan potensi kerugian mencapai miliaran rupiah yang dapat meningkat seiring dengan pembatalan pemesanan kamar oleh tamu.

Indira Puliraja, Marcomm & PR Manager Meruorah Komodo Labuan Bajo, menyatakan, Hingga saat ini, kami telah mencatat potensi kehilangan pendapatan sekitar Rp 1,4 miliar sebagai dampak dari penutupan Bandara Komodo. Selain itu, Hotel Jayakarta Labuan Bajo juga mengalami kerugian lebih dari Rp 2 miliar akibat pembatalan yang terus berlangsung hingga Desember 2024.

Situasi ini sangat berpengaruh terhadap okupansi hotel, yang saat ini diisi oleh tamu yang tidak dapat meninggalkan Labuan Bajo karena penutupan bandara. Reynes Sahadoen, General Manager Hotel Jayakarta Labuan Bajo, menyebut menurunnya tingkat hunian kamar karena ketidakpastian pascaerupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, yang menyebabkan banyak wisatawan membatalkan pemesanan mereka.

Indira juga mencatat bahwa tingkat hunian hotel bintang lima di Labuan Bajo telah turun di bawah 50 persen selama penutupan bandara. Kami terus memantau situasi secara teliti dan berkomitmen untuk memberikan informasi terbaru agar para tamu merasa aman dan nyaman dalam merencanakan perjalanan, ungkapnya.

Reynes menambahkan, Okupansi hotel di kawasan Pantai Pede telah anjlok dengan hanya 20 persen jumlah tamu, jauh di bawah harapan 80 persen. Banyak tamu yang telah meninggalkan Labuan Bajo melalui transportasi laut, membuat dampak finansial semakin terasa. Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Manggarai Barat, Silvester Wanggel, juga mengonfirmasi bahwa tidak ada wisatawan yang masuk selama penutupan Bandara Komodo, yang berdampak pada penurunan okupansi.