• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

Industri Tekstil RI: Menghadapi Tantangan China dengan Nasib yang Berbeda dari India dan Vietnam

img

Co.id Semoga kalian selalu dikelilingi kebahagiaan ya. Kini aku ingin berbagi insight tentang internasional yang menarik. Artikel Yang Berisi internasional Industri Tekstil RI Menghadapi Tantangan China dengan Nasib yang Berbeda dari India dan Vietnam Jangan diskip ikuti terus sampai akhir pembahasan.

Industri tekstil di Indonesia saat ini menghadapi tantangan yang cukup besar, terutama jika dibandingkan dengan negara-negara lain di kawasan Asia. Dalam pernyataan yang disampaikan oleh Ketua Umum Asosiasi Produsen Serat & Benang Filamen Indonesia (APSyFI), Redma Gita Wirawasta, pada Rabu, 23 Oktober 2024, dia menegaskan bahwa keadaan ini lebih dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah daripada sekadar kondisi global.

Belakangan, situasi ekonomi di Bangladesh menunjukkan penurunan yang signifikan, yang berdampak pada industri tekstil mereka. Berbagai pabrik di sana terpaksa tutup, yang memaksa mereka untuk melakukan pemutusan hubungan kerja dengan karyawan. Condisi yang sama juga bisa kita lihat di negara tetangga seperti Thailand.

Di sisi lain, industri tekstil di Amerika Serikat sedang melakukan rekonstruksi. Banyak pabrik garmen di negara tersebut mulai beroperasi kembali dengan memanfaatkan tenaga kerja migran. Hal ini menunjukkan adanya harapan baru, meski dihadapkan pada tantangan yang tidak kalah besar.

Salah satu alasan mengapa industri tekstil di negara-negara tersebut masih mampu tumbuh adalah karena mereka melindungi pasar dalam negeri mereka dari serbuan barang impor, khususnya dari China. Mereka tidak hanya bergantung pada pasar ekspor untuk bertahan hidup, tetapi juga berupaya untuk memastikan pasar domestik mereka tetap aman.

Sementara itu, Indonesia harus menghadapi kenyataan bahwa utilisasi industri tekstil di dalam negeri masih berada di bawah 50%. Berbeda dengan China, yang meskipun mengalami penurunan utilisasi, tetap mampu bertahan dengan sedikit dampak.

Demikianlah informasi seputar industri tekstil ri menghadapi tantangan china dengan nasib yang berbeda dari india dan vietnam yang saya bagikan dalam internasional Jangan lupa untuk mengaplikasikan ilmu yang didapat ciptakan peluang dan perhatikan asupan gizi. Jika kamu suka semoga artikel lainnya juga bermanfaat. Sampai jumpa.

© Copyright 2024 - TV7 News Informasi Berita Terupdate dan Terbaru Indonesia
Added Successfully

Type above and press Enter to search.

Close Ads