Berita Tanpa Arahan!

Co.id Assalamualaikum semoga hari ini menyenangkan. Pada Artikel Ini mari kita eksplorasi potensi hukum yang menarik. Konten Informatif Tentang hukum Berita Tanpa Arahan Ikuti terus penjelasannya hingga dibagian paragraf terakhir.

Ruang lingkup yang dilindungi oleh undang-undang kekerasan dalam rumah tangga mencakup suami, istri, anak-anak, serta anggota keluarga yang memiliki hubungan darah, perkawinan, atau pengasuhan. Termasuk juga orang yang bekerja membantu dalam rumah tangga dan dianggap sebagai bagian dari keluarga. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (UU PKDRT) mengatur dengan jelas hal ini.

Kekerasan fisik yang menyebabkan korban jatuh sakit atau mengalami luka berat dapat mengakibatkan pelaku dijatuhi hukuman penjara hingga 10 tahun atau denda maksimal Rp30 juta. Sementara, jika kekerasan fisik tersebut berakibat fatal, pelaku bisa dihukum penjara paling lama 15 tahun atau denda hingga Rp45 juta. Selain itu, kekerasan psikis yang termasuk mengakibatkan ketakutan dan penderitaan mental juga dilindungi oleh undang-undang ini.

UU PKDRT juga mencakup kekerasan seksual, yang ditandai dengan pemaksaan untuk melakukan hubungan seksual tanpa persetujuan. Pelaku yang melakukan tindakan ini dapat dihukum penjara mulai dari 4 hingga 15 tahun, tergantung pada tingkat keparahan yang ditimbulkan. Jika pelaku menyebabkan luka parah atau gangguan mental yang berkepanjangan, hukuman penjara bisa bervariasi dari 5 tahun hingga 20 tahun.

Selanjutnya, tindakan penelantaran dalam lingkup rumah tangga, yang mencakup pengabaian terhadap individu yang bergantung secara ekonomi, juga diatur. Pelaku penelantaran dapat dikenakan hukuman penjara hingga 3 tahun atau denda terbesar Rp15 juta. Setiap individu yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga berhak untuk mendapatkan perlindungan dan bantuan. Untuk itu, mereka dapat menghubungi call center Sahabat Perempuan dan Anak (SAPA) di nomor 129 atau melalui WhatsApp di 08-111-129-129.