Menelisik Keberhasilan Hilirisasi Nikel di RI: Apa Rahasianya?

Co.id Hai semoga kamu selalu dikelilingi orang-orang baik. Hari Ini aku ingin membagikan pengetahuan seputar internasional. Deskripsi Konten internasional Menelisik Keberhasilan Hilirisasi Nikel di RI Apa Rahasianya Segera telusuri informasinya sampai titik terakhir.

Jakarta, CNBC Indonesia - Menurut Pusat Kajian Strategis dan Internasional (CSIS), program hilirisasi yang diterapkan di Indonesia saat ini menunjukkan hasil yang signifikan terutama dalam komoditas nikel. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah mendorong upaya untuk meningkatkan nilai tambah di dalam negeri melalui skema hilirisasi ini.

Wakil Menteri ESDM, Yuliot Tanjung, menegaskan bahwa langkah hilirisasi nikel ini sangat berkontribusi positif terhadap perekonomian nasional. Sebelumnya, Indonesia hanya mengekspor bijih nikel mentah, tetapi kini berhasil memproduksi nikel dan kobalt, yang menjadi bahan crucial untuk baterai kendaraan listrik.

Meskipun neraca perdagangan mengalami perbaikan setelah program hilirisasi dilaksanakan, hal ini juga dipengaruhi oleh fenomena commodity boom yang terjadi antara tahun 2020 hingga 2022. Peneliti dari Departemen Ekonomi CSIS Indonesia, Deni Friawan, mencatat bahwa kebijakan larangan ekspor bijih nikel telah meningkatkan ekspor produk turunan, terutama baja.

Deni juga menggarisbawahi dampak positif hilirisasi terhadap neraca perdagangan. Ia menyebutkan bahwa Maluku Utara adalah salah satu contoh sukses dalam menerapkan program ini. Pada tahun 2022, pertumbuhan tersebut meningkat sekitar 24%, yang jelas merupakan dampak dari hilirisasi, ucapnya saat peresmian 14 Penyalur BBM Satu Harga di Ternate yang berlangsung pada Rabu, 30 Oktober 2024.

Selama periode Januari hingga September 2024, investasi yang terakumulasi untuk program hilirisasi di Maluku Utara mencapai Rp 55 triliun. Sementara itu, komoditas lain seperti bauksit belum menunjukkan perkembangan serupa. Walaupun larangan ekspor diberlakukan pada bauksit dan tembaga, nikel yang terus meningkat, tambah Deni dalam sebuah diskusi yang diadakan di Jakarta pada Jumat, 29 November 2024.

Dari perspektif neraca pembayaran, meskipun ekspor meningkat, dampak terhadap saldo eksternal masih minim karena banyak dari pendapatan yang harus dialokasikan kembali ke Cina. Contohnya, di Maluku Utara, yang merupakan pusat industri pengolahan nikel, pertumbuhan ekonominya tercatat mencapai 20,49% pada tahun 2023, menjadikannya salah satu yang tertinggi di dunia.

Oleh karena itu, Yuliot berharap agar pelaku usaha di daerah terlibat aktif dalam proses hilirisasi. Menurutnya, setiap investasi baru harus melibatkan pelaku usaha lokal agar dapat mengurangi ketidakseimbangan ekonomi yang ada di wilayah tersebut. Jangan biarkan hanya perusahaan besar yang masuk tanpa melibatkan pelaku usaha lokal, tegasnya.