Menelusuri Jejak Sejarah: Tiga Lokasi Ikonik di Balik Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928

Co.id Hai selamat membaca informasi terbaru. Hari Ini mari kita eksplorasi gaya hidup yang sedang viral. Informasi Terbaru Tentang gaya hidup Menelusuri Jejak Sejarah Tiga Lokasi Ikonik di Balik Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 Pastikan kalian menyimak seluruh isi artikel ini ya.
Gedung yang dikenal dengan nama Indonesische Clubgebouw mengalami pemugaran dan secara resmi dibuka kembali pada 20 Mei 1973, menjadi Gedung Sumpah Pemuda. Bangunan ini terletak di Jalan Kramat Raya Nomor 106, Jakarta Pusat, dan merupakan lokasi ketiga dari pertemuan Kongres Pemuda II.
Kongres Pemuda II menjadi momen penting dalam sejarah Indonesia, mengawali berbagai organisasi seperti Budi Utomo, hingga pemuda kedaerahan yang tergabung dalam Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Celebes, dan Jong Ambon. Rapat-rapat tersebut membahas masalah pendidikan Indonesia yang perlunya perbaikan dan pemenuhan sistem yang lebih baik.
Ikrar Sumpah Pemuda lahir pada 28 Oktober 1928, sebagai bagian dari perjuangan bangsa Indonesia untuk membangun semangat persatuan melawan kolonialisasi. Rapat ini diadakan di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB) di Waterlooplein Noord. Dalam pertemuan tersebut, Sugondo Djojopospito selaku ketua kongres memberikan penjelasan mengenai sejarah pergerakan rakyat Indonesia. Sayangnya, gedung bersejarah ini kini sudah tidak lagi ada.
Menurut informasi dari Kemdikbud, gedung tersebut telah ditetapkan sebagai cagar budaya pada 10 Januari 1972. Ikrar yang dihasilkan dari Kongres Pemuda II tersebut merupakan hasil dari serangkaian rapat yang diselenggarakan di tiga lokasi berbeda di Jakarta. Rapat pertama berlangsung pada 27 Oktober 1928.
Saat ini, lokasi yang dulunya merupakan gedung kongres tersebut kini berfungsi sebagai Sekolah Santa Ursula. Pertemuan kedua pada 28 Oktober 1928 diadakan di Gedung Oost Java Bioscoop, yang kini telah diubah menjadi Museum Sumpah Pemuda. Museum ini resmi ditetapkan pada 7 Februari 1983 dan dikelola oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Di dalam museum, pengunjung dapat melihat berbagai koleksi bersejarah yang terkait dengan lahirnya ikrar Sumpah Pemuda. Salah satu koleksi ikonik adalah biola milik WR Soepratman yang digunakan untuk memainkan lagu Indonesia Raya untuk pertama kalinya pada penutupan Kongres Pemuda II. Jika Anda tertarik untuk mengunjungi Museum Sumpah Pemuda, buka setiap Selasa hingga Minggu dari pukul 08.00-16.00 WIB. Tiket masuknya cukup terjangkau, yaitu Rp 5.000 untuk orang dewasa dan Rp 3.000 untuk anak-anak.
Sekian informasi lengkap mengenai menelusuri jejak sejarah tiga lokasi ikonik di balik sumpah pemuda 28 oktober 1928 yang saya bagikan melalui gaya hidup Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda semua tetap optimis menghadapi tantangan dan jaga imunitas. bagikan kepada teman-temanmu. Sampai bertemu di artikel berikutnya. Terima kasih atas dukungannya.
✦ Tanya AI