Provokasi Baru: Adik Kim Jong Un Kembali Tegaskan Nuklir Korea Utara 'Halal'!

Co.id Dengan nama Allah semoga kalian selalu berbahagia. Sekarang saatnya membahas internasional yang banyak dibicarakan. Catatan Penting Tentang internasional Provokasi Baru Adik Kim Jong Un Kembali Tegaskan Nuklir Korea Utara Halal, Ikuti penjelasan detailnya sampai bagian akhir.

Pekan lalu, Korea Utara kembali melakukan uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) yang dilaporkan mencapai ketinggian yang lebih tinggi dibandingkan peluncuran sebelumya. Rudal tersebut jatuh di perairan antara Jepang dan Rusia.

Di tengah situasi ini, Kim Yo Jong, saudara perempuan dari pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, mengungkapkan bahwa latihan militer bersama antara Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan semakin memperkuat argumen bagi Korea Utara untuk memperkuat pertahanan nuklirnya. Dalam pernyataan yang dirilis oleh kantor berita KCNA pada hari Selasa (5/11/2024), Kim mengkritik serangkaian latihan udara yang berlangsung setelah uji coba rudal Hwasong-19, yang merupakan ICBM baru dengan bahan bakar padat.

“Korea Utara tidak akan terpengaruh dan akan terus memperkuat pencegahan nuklirnya,” tegas Kim, yang diangkat oleh Reuters. Sementara itu, militer Korea Selatan dan Jepang telah memastikan informasi mengenai peluncuran rudal tersebut.

Menanggapi perkembangan ini, Amerika Serikat dan Korea Selatan melaksanakan latihan tembak langsung yang pertama kalinya, yang melibatkan drone Global Hawk dan Reaper. Latihan ini didesain untuk mensimulasikan serangan terhadap target musuh dengan menggunakan amunisi berpemandu GPS, seperti yang diinformasikan oleh angkatan udara Korea Selatan.

Dalam suasana ketegangan ini, Kim Jong Un juga diperlihatkan sedang meninjau upaya rekonstruksi pada daerah-daerah yang terkena dampak banjir di sepanjang perbatasan Korea Utara dengan China pada hari Senin, menurut laporan KCNA. Peluncuran ICBM tersebut terjadi setelah Korea Utara mengirimkan pasukan untuk membantu Rusia dalam konflik di Ukraina, yang menuai kecaman keras dari Amerika Serikat dan sekutunya, termasuk Korea Selatan, Jepang, serta negara-negara Eropa dan Sekretaris Jenderal PBB.