Siapa Sangka! Inilah Tokoh di Balik Pajak yang Bikin Warga Mengeluh

Co.id Assalamualaikum semoga hidupmu penuh canda tawa. Dalam Blog Ini mari kita diskusikan internasional yang sedang hangat. Artikel Dengan Fokus Pada internasional Siapa Sangka Inilah Tokoh di Balik Pajak yang Bikin Warga Mengeluh Jangan skip bagian apapun ya baca sampai tuntas.

1.1. Sejarah Pajak di Mesir Kuno

Sejarah Pajak di Mesir Kuno

Pajak dikenakan terhadap ladang dengan berbagai cara, dan tarif yang diterapkan bergantung pada produktivitas dan kualitas tanah, menurut sejarawan Moreno Garcia yang dijelaskan kepada Smithsonian Magazine. Selain itu, sistem pemungutan pajak juga diatur sesuai dengan ketinggian Sungai Nil. Hal ini mewajibkan seluruh warga Mesir untuk berkontribusi pada proyek publik seperti pengelolaan ladang, penambangan, dan pembangunan infrastruktur.

Berbeda dengan mekanisme pemungutan pajak yang sama rata, Firaun menerapkan sistem penyesuaian. Pajak, sebagai instrumen kebijakan pemerintah, bertujuan untuk meningkatkan penerimaan negara. Namun, kekecewaan masyarakat terhadap pajak sepatutnya tidak hanya ditujukan kepada pemerintah, melainkan juga kepada Firaun yang pertama kali mengimplementasikan sistem ini.

Firaun mengenakan pajak dengan tujuan pengembangan dan pemeliharaan ketertiban sosial. Sistem ini dapat terlihat dalam diagram yang mengatur pengukuran ketinggian air. Pajak dipungut dari rakyat berdasarkan hasil pertanian, kepemilikan barang, serta transaksi lainnya. Komunitas kelas menengah seringkali merasa beban pajak yang ditanggung terlalu berat, terutama saat pendapatannya tidak sebanding.

Pajak dikenakan pada berbagai barang seperti gandum, tenaga kerja, dan komoditas lainnya. Temuan arkeologis menunjukkan adanya tambahan sistem pengukuran, yaitu nilometer. Dengan hasil pajak, pemerintah bisa membangun infrastruktur yang bermanfaat bagi kesejahteraan rakyat.

Sejarah menyebutkan bahwa sekitar 3000 tahun sebelum Masehi, Firaun pertama kali memperkenalkan sistem pemungutan pajak yang menjadi landasan pajak modern kita saat ini. Besaran pajak ditentukan berdasarkan kemampuan finansial individu, dengan ladang yang sangat produktif dikenakan pajak lebih tinggi, sedangkan ladang kurang produktif dikenakan pajak lebih rendah.

Dalam situasi tertentu, jika ketinggian air melebihi batas normal, mengindikasikan potensi banjir yang merusak, maka pajak pun akan dikurangi. Namun, semua lapisan masyarakat tetap terikat pajak, dan meskipun demikian, penghindaran pajak tetap terjadi. Samuel Blankson dalam bukunya A Brief History Of Taxation menyatakan bahwa banyak individu mencoba untuk menyembunyikan pendapatan agar pajak yang dikenakan lebih sedikit.

Berbagai metode penghindaran pajak seperti kolusi antara pencatat dan subjek pajak sering terjadi, di mana subjek pajak tidak melaporkan pendapatannya secara jujur. Sampai saat ini, sistem perpajakan yang diciptakan oleh Firaun masih terus berlanjut dan menjadi dasar bagi metode penerimaan pajak di negara-negara modern.