• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

Terungkap! Alasan Mengejutkan Kelas Menengah-Kaya Indonesia Berbelanja di Thailand!

img

Co.id Bismillah semoga semua urusan lancar. Pada Detik Ini saya ingin menjelaskan bagaimana internasional berpengaruh. Informasi Lengkap Tentang internasional Terungkap Alasan Mengejutkan Kelas MenengahKaya Indonesia Berbelanja di Thailand Jangan berhenti teruskan membaca hingga tuntas.

    Table of Contents

Dalam pandangan Handaka Santosa, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Merek Global Indonesia (APREGINDO), ada sejumlah kendala yang dihadapi oleh impor resmi, khususnya barang-barang bermerk global yang ditujukan untuk segmen kelas menengah ke atas. Kendala tersebut meliputi bea masuk yang dapat mencapai 25%, PPN impor sebesar 11%, serta PPh impor yang berkisar di angka 7,5%. Selain itu, terdapat juga kuota yang ditetapkan oleh Kementerian Perdagangan yang semakin mereduksi kemampuan pedagang untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik.

Handaka menekankan pentingnya memisahkan antara impor ilegal yang dapat memberikan dampak negatif bagi industri lokal dan impor resmi yang seharusnya dapat memperkuat pasar domestik. Dia menjelaskan bahwa barang-barang impor ilegal yang masuk tanpa melalui proses bea masuk, tidak memiliki label berbahasa Indonesia, dan bahkan tidak memenuhi standar Sertifikasi Nasional Indonesia (SNI), menjadi ancaman bagi produk lokal dan usaha kecil menengah (UKM).

Menurut Handaka, dampak negatif dari barang ilegal ini tidak hanya menyebabkan persaingan yang tidak sehat di pasar domestik, tetapi juga berpengaruh terhadap pendapatan negara. Dengan tingginya biaya impor, harga barang hasil impor menjadi tidak kompetitif jika dibandingkan dengan produk dari negara tetangga seperti Thailand dan Malaysia. Hal ini mendorong banyak konsumen, terutama dari kalangan kelas atas, untuk berbelanja di luar negeri.

Handaka juga mencatat adanya pembatasan dari Peraturan Dirjen Perdagangan Luar Negeri yang mengatur setiap barang yang diimpor. Dia menggarisbawahi bahwa persaingan saat ini bukan hanya terjadi antar merek, tetapi juga antar negara. Akibatnya, produk lokal dan UKM mulai terancam dengan kondisi ini.

Dia berharap pemerintah dapat lebih bijaksana dalam mengatur kebijakan terkait impor, baik untuk barang legal maupun ilegal. Penegasan Handaka adalah bahwa perlu adanya perlindungan yang lebih efektif bagi produk lokal tanpa menghambat ketersediaan barang-barang yang memenuhi kebutuhan konsumen di dalam negeri. Harapannya adalah agar pemerintah memperdalam pemahaman mereka mengenai isu-isu ini, terutama mengenai penerapan aturan safeguard.

Itulah ulasan tuntas seputar terungkap alasan mengejutkan kelas menengahkaya indonesia berbelanja di thailand yang saya sampaikan dalam internasional Mudah-mudahan tulisan ini memberikan insight baru tetap fokus pada tujuan dan jaga kebugaran. Jika kamu mau semoga artikel lainnya juga menarik. Terima kasih.

© Copyright 2024 - TV7 News Informasi Berita Terupdate dan Terbaru Indonesia
Added Successfully

Type above and press Enter to search.

Close Ads