Wamen RI Bikin Heboh: Fasih Berbahasa Arab dan Serukan Gaza di Hadapan MBS!

Co.id Semoga kebahagiaan menghampirimu setiap saat. Pada Detik Ini saya ingin membedah internasional yang banyak dicari publik. Deskripsi Konten internasional Wamen RI Bikin Heboh Fasih Berbahasa Arab dan Serukan Gaza di Hadapan MBS Jangan diskip ikuti terus sampai akhir pembahasan.

Kedaulatan penuh Negara Palestina atas Yerusalem Timur, yang merupakan ibu kota abadi Palestina, kembali ditekankan dalam pernyataan akhir sebuah pertemuan puncak. Para pemimpin menolak segala keputusan atau tindakan dari pihak Israel yang berupaya melakukan proses Yahudisasi serta memperkuat kontrol kolonial atas wilayah tersebut.

Pernyataan ini mengecam keras usaha Israel untuk memperkuat cengkeraman mereka di Yerusalem Timur, yang mereka sebut sebagai 'ibu kota abadi' Palestina. Anis Matta, dalam konteks ini, menegaskan bahwa pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tidak memahami cara-cara untuk mencapai perdamaian yang sejati.

Selain itu, para pemimpin yang hadir mengutuk dengan tegas tindakan tentara Israel yang dianggap sebagai kejahatan genosida, terutama dalam konteks situasi di Jalur Gaza Utara yang telah berlangsung dalam beberapa minggu terakhir. KTT tersebut, menurut Anis Matta, merupakan respons terhadap tantangan eksistensial melalui kerja sama kolektif antara Liga Arab dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) untuk melindungi Palestina.

Dia juga menegaskan bahwa Israel hanya mengerti bahasa penindasan dan kekuatan, bahkan keputusan dari Mahkamah Internasional untuk menghentikan serangan justru diabaikan. Dalam konteks ini, Israel dianggap melakukan penyiksaan, eksekusi, penghilangan paksa, dan pembersihan etnis.

Dalam KTT di Riyadh, Arab Saudi, Anis Matta mewakili Indonesia dan menyampaikan terima kasih kepada Pangeran Mohammed Bin Salman atas undangan hadirnya dalam forum tersebut. Dalam video yang diunggah oleh KBRI Riyadh, dia kembali memaparkan kondisi menyedihkan yang dialami oleh rakyat Gaza akibat serangan dari Israel.

Ia berharap KTT ini akan menghasilkan keputusan yang nyata, bertujuan untuk memberikan respons positif terhadap tindakan hukuman kolektif. Seruan tersebut mengimplikasikan perlunya penyatuan antara Tepi Barat, Jalur Gaza, dan Yerusalem Timur di bawah naungan negara Palestina.

Hamas juga menyatakan pentingnya memenuhi janji-janji konkret dari negara-negara Arab dan Muslim untuk mendirikan negara Palestina yang merdeka, dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya. Dalam konteks ini, mereka menganggap perlunya upaya lebih cepat serta solusi praktis untuk menghentikan agresi dan genosida yang dialami oleh rakyat Palestina.