Investor dan Pengelola JCC Terlibat Perseteruan: Kontrak Diputus Sepihak!

Co.id Assalamualaikum semoga kita selalu berbuat baik. Hari Ini aku ingin berbagi informasi menarik mengenai internasional. Ringkasan Informasi Seputar internasional Investor dan Pengelola JCC Terlibat Perseteruan Kontrak Diputus Sepihak simak terus penjelasannya hingga tuntas.

Amir menyampaikan bahwa demi melindungi kepentingan bisnis klien dan menjalankan ketentuan dalam pasal 8 ayat 2 dari perjanjian kerjasama BOT tahun 1991, PT Graha Sidang Pratama (PT GSP) telah mengajukan permohonan untuk perpanjangan kontrak pengelolaan Jakarta Convention Center (JCC) kepada Pusat Pengelolaan Kawasan Gelora Bung Karno (PPKGBK) sejak April 2022. Sayangnya, hingga saat ini, permohonan tersebut belum menerima tanggapan.

Dalam situasi ini, PT GSP menegaskan komitmennya untuk tetap menjalankan kegiatan operasional di JCC meskipun proses hukum mengenai pengakhiran kontrak sepihak oleh PPKGBK sedang berlangsung di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Amir menambahkan bahwa kehadiran klausul tersebut menunjukkan perhatian pemerintah terhadap risiko bisnis yang mungkin dihadapi PT GSP selama masa kontrak BOT yang berlaku selama 30 tahun. Namun, mereka juga mengakui masih belum sepenuhnya memahami aspek pengelolaan acara dan rencana penggunaan venue setelah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) selesai.

Dengan menanggapi sikap PPKGBK yang dianggap mengabaikan pasal 8 ayat 2 dari perjanjian tahun 1991, PT GSP merasa perlu untuk menggugat di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat demi melindungi bisnis mereka serta memastikan kelangsungan industri MICE. Sesuai dengan klausul dalam perjanjian, PT GSP memiliki hak pertama untuk memperpanjang perjanjian ketika masa berlakunya berakhir pada 21 Oktober 2024.

Awal tahun 2024, PT GSP kembali mengirimkan surat permohonan kerjasama pengelolaan JCC, namun baru direspon pada Maret dan Agustus 2024, di mana PPKGBK menolak permohonan tersebut dengan alasan berencana mengelola JCC secara mandiri. Amir Syamsudin, kuasa hukum PT GSP, menegaskan bahwa kehadiran mereka sebagai investor dan pengelola JCC memiliki landasan hukum yang kuat karena perjanjian Bangun Guna Serah (BOT) yang telah ditandatangani pada 22 Oktober 1991.

Dengan mengajukan perpanjangan kontrak lebih awal, PT GSP berupaya memberikan jaminan dan kepastian bagi agenda MICE dari berbagai klien mereka, yang banyak di antaranya telah bekerja sama selama bertahun-tahun. Edwin Sulaeman, General Manager JCC, menekankan bahwa PT GSP akan selalu memprioritaskan kepentingan bisnis klien agar kegiatan MICE di JCC tetap berjalan lancar.

PT GSP berharap semua agenda MICE tidak terganggu sementara proses hukum berlangsung, dengan menegaskan bahwa JCC akan terus beroperasi seperti biasa dan seluruh kontrak yang telah ditandatangani dengan klien tetap valid. Mengingat peran penting JCC dalam sektor MICE Indonesia, Edwin berharap dukungan semua pihak agar kegiatan di JCC tetap berjalan normal, mengingat banyak pelaku usaha dari berbagai kalangan, termasuk UMKM, yang bergantung pada kesuksesan acara di JCC.

Dengan berbagai kontrak yang terjalin hingga tahun 2025, baik dengan klien lokal maupun internasional, JCC berstatus sebagai ikon MICE Indonesia. Agendanya memberikan dampak ekonomi signifikan, sehingga PT GSP tetap fokus untuk memenuhi kebutuhan klien.