Kisah Menarik di Balik Tindakan Mandiri

Co.id Assalamualaikum semoga kalian dalam perlindungan tuhan yang esa. Hari Ini aku mau menjelaskan kelebihan dan kekurangan hukum. Laporan Artikel Seputar hukum Kisah Menarik di Balik Tindakan Mandiri Jangan lewatkan informasi penting

Mary Jane Fiesta Veloso, seorang warga negara Filipina yang terlibat dalam kasus penyelundupan narkoba jenis heroin, menjadi sorotan dunia internasional karena situasinya yang kompleks. Pada Rabu, 4 Maret 2015, dalam sidang di Pengadilan Negeri Sleman, Yogyakarta, Mary Jane berdoa didampingi oleh Romo Bernhard Kieser, saksi dan rohaniawan. Eksekusi hukuman mati yang dijatuhkan padanya sempat dibatalkan karena dianggap sebagai korban perdagangan manusia.

Pada bulan Oktober 2010, Pengadilan Negeri Sleman menjatuhkan hukuman mati kepada Mary Jane berdasarkan Pasal 114 ayat (2) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Presiden Filipina saat itu, Benigno Aquino, telah meminta agar Mary Jane diizinkan untuk bersaksi mengenai kasus perdagangan manusia yang melibatkan seorang pria bernama Sergio. Mary Jane mengklaim bahwa dirinya adalah korban dalam skema penyebaran narkotika di Indonesia.

Mary Jane Veloso ditangkap pada April 2010 di Bandara Adisucipto, Yogyakarta, dengan 2,6 kilogram heroin ditemukan dalam kopernya. Ia menjelaskan bahwa pencari kerja telah memanfaatkan situasi ekonomi yang sulit untuk menipunya. Klaim ini didukung oleh organisasi hak asasi manusia dan pemerintah Filipina, yang berharap membuktikan bahwa Mary Jane bukanlah pelaku utama. Pada suatu ketika, ia dijadwalkan untuk dieksekusi pada April 2015 bersamaan dengan delapan terpidana mati lainnya.

Sebelum terjebak dalam kasus ini, Mary Jane mengalami banyak kesulitan dalam hidupnya. Ia harus menjadi tulang punggung bagi keluarganya setelah bercerai di usia muda dan membesarkan dua anak perempuan seorang diri. Ketika terdorong untuk mencari pekerjaan di luar negeri, ia ditawarkan pekerjaan di Malaysia dan malah terjebak dalam situasi menjerat di Indonesia.

Eksekusi yang seharusnya berlangsung ditunda pada menit-menit terakhir setelah Maria Kristina Sergio, perekrutnya, menyerah di Filipina. Setelah penundaan tersebut, upaya diplomatik untuk membebaskan Mary Jane terus dilakukan oleh pihak Filipina. Pada September 2022, Presiden Ferdinand Marcos Jr. melalui Menteri Luar Negeri Enrique Manalo mengajukan permohonan grasi kepada pemerintah Indonesia.

Mary Jane Veloso lahir pada 10 Januari 1985, di Nueva Ecija, Filipina, sebagai anak bungsu dari lima bersaudara. Ia berasal dari latar belakang keluarga miskin, di mana ayahnya bekerja serabutan. Sejak usia muda, hidupnya telah dipenuhi tantangan. Di awal tahun 2023, ibunya, Celia Veloso, secara langsung meminta kepada Presiden Joko Widodo agar Mary Jane, yang telah menjalani hukuman selama 14 tahun, dapat dibebaskan. Terakhir, pada November 2023, progress mengenai kemungkinan pemindahan Mary Jane ke Filipina diungkapkan oleh Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan, Yusril Ihza Mahendra.