Kontes Bunuh Diri ala Samurai Jepang Terancam, Beruntung Segera Dibatalkan!

Co.id Assalamualaikum semoga kita selalu dalam kebaikan. Di Titik Ini saya ingin menjelaskan bagaimana ekonomi berpengaruh. Konten Yang Berjudul ekonomi Kontes Bunuh Diri ala Samurai Jepang Terancam Beruntung Segera Dibatalkan Jangan kelewatan simak artikel ini hingga tuntas.

Tanggal 15 November 2024, sebuah berita kontroversial muncul mengenai rencana penyelenggaraan kontes seppuku di kota Matsue, Jepang. Acara tersebut ditujukan untuk menampilkan orang dengan penampilan paling dramatis, yang akan dinobatkan sebagai juara. Namun, penyelenggara dengan tegas melarang penggunaan darah palsu dalam kontes ini.

Kota Matsue, seperti banyak daerah lain di Jepang, kaya akan sejarah dan budaya samurai. Walaupun kontes ini menggunakan pedang plastik, banyak yang kecewa dan tidak setuju dengan gagasan tersebut. Kastil Matsue sendiri merupakan simbol penting bagi masyarakat, di mana berbagai acara diadakan sepanjang tahun untuk merayakan warisan budaya samurai.

Peserta akan diminta untuk menunjukkan kemampuan akting mereka setelah beraksi seolah-seolah melakukan seppuku dengan pedang plastik, dan berlanjut dengan menggeliat selama 30 detik hingga satu menit. Penyelenggara juga menyediakan alamat email untuk pendaftaran calon peserta.

Tidak hanya kritik dari masyarakat, namun juga penolakan muncul karena acara ini direncanakan berlangsung di Dandan Terrace, sebuah fasilitas pemerintah yang merupakan bagian dari Balai Kota Matsue. Sejak awal, Balai Kota sudah memberikan izin untuk acara tersebut pada 14 Desember, tetapi setelah menerima banyak protes, pihak pengelola balai kota mengadakan diskusi dengan penyelenggara dan akhirnya memutuskan untuk membatalkan acara yang kontroversial ini.

Pihak penyelenggara menjelaskan bahwa ide untuk mengadakan kontes seppuku ini berawal dari seorang gadis yang memperagakan tindakan menikam perutnya sendiri dengan pedang yang bisa ditarik, yang dia jual. Mereka beranggapan acara tersebut akan menarik sebagai hiburan. Namun, setelah mempertimbangkan tanggapan masyarakat dan dampaknya terhadap kepercayaan publik, penyelenggara meminta maaf kepada pihak Balai Kota dan memutuskan untuk membatalkan kontes tersebut.