Menelusuri Rahasia Tari Joged Bumbung: Gerakan Erotik yang Diharamkan!

Co.id Selamat datang di blog saya yang penuh informasi terkini. Hari Ini saya ingin menjelaskan bagaimana ekonomi berpengaruh. Konten Yang Terinspirasi Oleh ekonomi Menelusuri Rahasia Tari Joged Bumbung Gerakan Erotik yang Diharamkan Mari kita bahas selengkapnya sampai selesai.

Kepala Dinas Kebudayaan Bali, I Gede Arya Sugiarta, mengungkapkan bahwa pelarangan joged erotis yang tidak sesuai dengan pakem bertujuan untuk menjaga warisan budaya Bali yang memiliki nilai luhur. Selain melarang pertunjukan tari pergaulan yang menyimpang, Surat Edaran (SE) juga meminta masyarakat agar menghapus semua tayangan joged jaruh yang ada di media sosial.

Sebelum diterbitkannya SE Gubernur Bali Nomor 18 Tahun 2024, Majelis Kebudayaan Bali telah mengeluarkan Ilikita Joged Bumbung. Menurut ketentuan dari Majelis Kebudayaan Bali, tari tradisional Bali seharusnya terinspirasi oleh nilai-nilai Hindu, yaitu siwam (kesucian, logika), satyam (kebenaran, etika), dan sundaram (keindahan, estetika).

Dalam SE Gubernur Bali Nomor 18 Tahun 2024 yang telah beredar, tercantum beberapa elemen yang dianggap sebagai bentuk eksploitasi tubuh dalam pementasan joged bumbung. Di antara ketentuan yang ada adalah bahwa kain atau kamen yang dipakai tidak boleh tersingkap di atas lutut dan tidak boleh terbelah di bagian depan sehingga menunjukkan paha.

Menyusul hal tersebut, kami mengimbau agar dilakukan penertiban secara terkoordinasi untuk menghentikan pementasan atau pertunjukan Joged Bumbung Jaruh, tulis SE tersebut. Hal ini disebabkan oleh beredarnya video tari joged bumbung yang dinilai mengotori citra budaya Bali.

Surat Edaran tersebut melarang berbagai jenis gerakan erotis yang tidak sejalan dengan tradisi saat pementasan joged bumbung. Selain itu, terdapat juga gerakan angkuk-angkuk (goyang maju-mundur) yang saling berhadapan, gerakan angkuk-angkuk dari belakang, dan gerakan saling tindih, yang juga dilarang untuk dipertunjukkan.