PPN 12% Mendorong Gaya Hidup Hemat: Tantangan Baru untuk Ekonomi RI!

Co.id Selamat datang semoga kalian mendapatkan manfaat. Dalam Konten Ini mari kita ulas internasional yang sedang populer saat ini. Informasi Terkait internasional PPN 12 Mendorong Gaya Hidup Hemat Tantangan Baru untuk Ekonomi RI Yuk
Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah menjelang kenaikan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12% yang direncanakan pada Januari 2025, masyarakat Indonesia mulai mengadopsi kampanye gaya hidup hemat yang dikenal sebagai frugal living. Hal ini sejalan dengan komitmen pemerintah berdasarkan Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP).
Deputi Gubernur Bank Indonesia, Juda Agung, menyatakan bahwa kebijakan likuiditas makroprudensial (KLM) yang diluncurkan akan mendorong sektor-sektor yang menyerap banyak tenaga kerja untuk kembali aktif. Ini diharapkan dapat memperkuat daya beli masyarakat di masa mendatang.
Menurut Eko Listiyanto, Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef), tren gaya hidup hemat ini bisa berdampak signifikan terhadap laju pertumbuhan ekonomi Indonesia. Otoritas moneter telah merancang kebijakan preventif untuk menahan pelemahan daya beli dengan memberi insentif likuiditas, sehingga perbankan dapat menyediakan kredit kepada sektor-sektor yang mampu menciptakan banyak lapangan kerja.
Hasilnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2024 diperkirakan hanya mencapai 4,95%, yang lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan 5,05%% pada periode yang sama di tahun 2023. Selama tiga kuartal pertama tahun ini, laju konsumsi rumah tangga juga terpantau tumbuh di bawah 5%.
“Jika tren ini berlanjut, kita mungkin akan melihat konsumsi turun lebih jauh, yaitu sekitar 4,8% hingga 4,75%,” ungkap Eko saat ditemui di kawasan Hotel Aryaduta, Jakarta, pada 22 November 2024. Ini tak mengherankan, sebab konsumsi rumah tangga menyumbang 53,0% dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia hingga kuartal III-2024.
Juda menambahkan bahwa meskipun frugal living merupakan tren gaya hidup, kebijakan insentif likuiditas yang diterapkan Bank Indonesia bertujuan untuk mendukung sektor-sektor yang dapat menyerap tenaga kerja dan memperkuat daya beli masyarakat, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan.
Hingga akhir Oktober 2024, Bank Indonesia telah menyalurkan insentif KLM sebesar Rp259 triliun dengan rincian, bank BUMN mendapat Rp120,9 triliun, bank BUSN Rp110,9 triliun, BPD Rp24,7 triliun, dan KCBA Rp2,6 triliun. Penyaluran insentif ini difokuskan pada sektor-sektor prioritas seperti hilirisasi minerba dan pangan, otomotif, perdagangan, serta sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, termasuk UMKM.
Terima kasih telah menyimak ppn 12 mendorong gaya hidup hemat tantangan baru untuk ekonomi ri dalam internasional ini sampai akhir Terima kasih atas perhatian Anda selama membaca optimis terus dan rawat dirimu baik-baik. Bagikan juga kepada sahabat-sahabatmu. jangan lewatkan artikel lain di bawah ini.
✦ Tanya AI