Resahnya Gonjang-Ganjing di JCC: Suara Pelaku MICE yang Tak Bisa Diabaikan!

Co.id Hai semoga semua impianmu terwujud. Disini mari kita kupas tuntas sejarah internasional. Catatan Penting Tentang internasional Resahnya GonjangGanjing di JCC Suara Pelaku MICE yang Tak Bisa Diabaikan, Marilah telusuri informasinya sampai bagian penutup kata.
- 1.1. Jeffrey Eugene
Table of Contents
Sekretaris Jendral Asosiasi Perusahaan Pameran Indonesia (ASPERAPI), Jeffrey Eugene, menyampaikan bahwa situasi terbaru yang melibatkan Jakarta Convention Center (JCC) dan rencana pengelolaan yang dilakukan oleh Pusat Pengelola Kawasan Gelora Bung Karno (PPKGBK) telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan anggota asosiasinya. Hal ini berdampak signifikan pada industri Meeting, Incentive, Convention and Exhibition (MICE) di Indonesia.
Menurut Jeffrey, penting bagi pemerintah untuk menciptakan iklim yang kondusif dan menerapkan standar layanan yang professional, akuntabel, dan terukur, seperti yang selama ini ditawarkan oleh JCC. Ia juga menekankan bahwa keputusan dari pemerintah dapat membantu melindungi industri ini dari kepentingan sepihak dan jangka pendek.
Amir Syamsudin, kuasa hukum PT GSP, yang merupakan pengelola JCC, menjelaskan bahwa perusahaan mereka memiliki dasar hukum yang kuat untuk mengelola venue ini melalui perjanjian Bangun Guna Serah (Build Operation Transfer/BOT) yang ditandatangani pada 22 Oktober 1991. Ia menekankan bahwa perubahan pengelolaan dapat menyebabkan penurunan kualitas layanan, sehingga membuat banyak pengguna JCC beralih ke venue lain.
Edwin Sulaeman, General Manager JCC, menyatakan bahwa PT GSP berfokus pada kepentingan klien untuk memastikan kelancaran bisnis MICE di JCC.
Standar tinggi yang diterapkan selama ini di JCC menjadikan venue ini sebagai kiblat pengelolaan MICE di Indonesia, bahkan di Asia. Jeffrey menambahkan bahwa meski terdapat beberapa venue lain di Indonesia seperti ICE BSD dan JIExpo, banyak pelaku usaha tetap memilih JCC karena kualitas pengelolaan yang telah teruji.
Exhibitor (EO) baik lokal maupun internasional sering kali melakukan repeat order di JCC karena tingginya standar layanan yang diterapkan. Jumat, 22 November 2024, Jeffrey berharap semua agenda MICE dapat berjalan lancar tanpa gangguan selama proses hukum berlangsung.
Dari perspektif sejarah, JCC beroperasi setelah mendapatkan mandat dari pemerintah untuk menyelenggarakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Gerakan Non-Blok ke-10 pada tahun 1992. Saat ini, PT GSP memiliki sejumlah kontrak yang berlaku hingga 2025, mencakup berbagai klien baik domestik maupun internasional. Dengan sejumlah klausul dalam perjanjian yang memberikan prioritas kepada PT GSP untuk memperpanjang kontrak, Amir menegaskan bahwa perusahaan memiliki potensi dan kemampuan untuk terus mendukung pengelolaan venue ini.
Begitulah uraian mendalam mengenai resahnya gonjangganjing di jcc suara pelaku mice yang tak bisa diabaikan dalam internasional yang saya bagikan Saya berharap artikel ini menginspirasi Anda untuk belajar lebih banyak tingkatkan pengetahuan dan perhatikan kesehatan mata. Bantu sebarkan pesan ini dengan membagikannya. Sampai jumpa lagi
✦ Tanya AI