Tragedi Mematikan: 25 Nyawa Melayang dalam Bentrokan Sunnah dan Syiah

Co.id Assalamualaikum semoga selalu dalam kasih sayang-Nya. Di Situs Ini mari kita bahas internasional yang lagi ramai dibicarakan. Informasi Terkait internasional Tragedi Mematikan 25 Nyawa Melayang dalam Bentrokan Sunnah dan Syiah Simak penjelasan detailnya hingga selesai.
Table of Contents
Javed Ullah Mehsud, pejabat senior di administrasi distrik, mengungkapkan bahwa kekerasan baru-baru ini telah mengakibatkan kematian sedikitnya 25 orang. Pihak berwenang berusaha mengatasi situasi ini dengan memulihkan akses sementara serta menjadwalkan konvoi pemerintah yang dilindungi sebanyak tiga kali dalam seminggu.
Muhammad Shoaib, seorang penduduk kota yang mayoritas penduduknya adalah Sunni, melaporkan bahwa pada Jumat malam, ratusan orang bersenjata dari kelompok saingan menyerang pasar utama dan membakar banyak toko serta rumah. Menurutnya, bentrokan tersebut berlangsung di beberapa lokasi, menyebabkan semakin banyak korban.
Allama Ahmed Iqbal Rizvi, seorang pemimpin Syiah, menyebutkan bahwa kelompok militan seperti Tehreek-e-Taliban Pakistan dan ISIS Provinsi Khorasan (ISIS-K) telah lama menargetkan komunitas Syiah di Kurram. Kekerasan ini dimulai pada Jumat sore (22/11), di daerah di mana komunitas Sunni dan Syiah tenggelam dalam ketegangan.
Langkah-langkah sedang diambil untuk memulihkan perdamaian dengan mengerahkan pasukan keamanan dan berkolaborasi dengan dewan suku lokal, kata Mehsud. Situasi kekerasan ini terjadi di Kurram, sebuah distrik pegunungan yang indah di Provinsi Khyber Pakhtunkhwa, berbatasan dengan Afghanistan.
Bentrokan ini telah terjadi selama dua hari, sejak Kamis (21/11), setelah serangan mematikan pada konvoi penumpang Syiah yang menewaskan 42 orang. Dalam konteks ini, penting untuk dicatat bahwa Pakistan sebagian besar merupakan negara Muslim Sunni, namun sekitar setengah dari 800.000 penduduk Kurram adalah Muslim Syiah, sebuah kondisi yang menambah ketegangan sektarian.
Pihak berwenang saat ini berupaya untuk memulihkan ketertiban dan mencegah terjadinya lebih banyak kekerasan. Shoaib mencatat bahwa baku tembak antara kedua kelompok sangat intens dan melibatkan penggunaan senjata berat secara bebas, membuatnya terpaksa memindahkan keluarganya untuk keamanan.
“Sebagai penganut Syiah, kami dibunuh di mana saja,” ungkap Mukhtar Hussain, seorang pelayat dari Parachinar, yang menyoroti derita berkelanjutan yang dialami komunitasnya. Rizvi menambahkan bahwa ini mencerminkan ketidakmampuan pemerintah dan institusi negara untuk melindungi warganya.
Tidak hanya itu, bentrokan sebelumnya pada akhir Juli juga menewaskan 46 orang dan melukai ratusan lainnya. Tragedi yang serupa juga terjadi pada bulan September yang menewaskan 45 orang. Menurut laporan, kekerasan ini juga menyebabkan kerusakan yang signifikan terhadap rumah, pasar, dan properti pemerintah.
Pada hari Jumat yang sama, ribuan pelayat berkumpul untuk memberikan penghormatan terakhir kepada korban serangan mematikan ini, menandai kesedihan mendalam yang melanda komunitas tersebut.
- Jejak Langkah Jokowi: Nostalgia Masa Sekolah yang Menggugah
- Ledakan yang Mengguncang Bali: Kisah Tragedi yang Tak Terlupakan22 Tahun Tragedi Bali: Luka yang Masih MengangaBali 22 Tahun Lalu: Ketika Teror Mengoyak Pulau Sur
- Prabowo Sanggupkah Menaklukkan Hati Rakyat Indonesia? Delegasi AS Siap Saksikan Pelantikan
Demikian uraian lengkap mengenai tragedi mematikan 25 nyawa melayang dalam bentrokan sunnah dan syiah dalam internasional yang saya sajikan Selamat menjelajahi dunia pengetahuan lebih jauh selalu berinovasi dan jaga keseimbangan hidup. Jika kamu suka Terima kasih atas perhatian Anda
✦ Tanya AI